alkisahnya...aku share artikel nie drpada klik sini
عن ابن كعب بن مالك الأنصاري عن أبيه قال : قال رسول الله ما ذئبان
جائعان أرسلا
في غنم بأفسد لها من حرص المرء على المال و الشرف لدينه
Sesungguhnya manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini tidak
akan terlepas dari cobaan. Ada kalanya cobaan itu berbentuk kemiskinan,
kesempitan, kesusahan dalam mencari rizki ataupun cobaan-cobaan lain
yang bersifat lebih membutuhkan kesabaran dalam menghadapinya. Namun ada
juga cobaan yang bentuknya kekayaan, kedudukan, harta dan lainnya, yang
dalam cobaan ini manusia terkadang tidak bisa bersabar atau tidak bisa
mensikapi cobaan ini dengan baik.
Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu berkata ;
ابتلينا مع رسول الله بالضراء فصبرنا ثم ابتلينا بالسراء بعده فلم نصبر
Artinya, “Bersama Rasulullah, kami telah dicoba dengan kesempitan dan
kami bersabar, kemudian kami dicoba dengan kelapangan dan kami tidak
bisa bersabar”.
Oleh karena itu Rasulullah memperingatkan umatnya akan bahaya harta
dan kedudukan dalam sebuah haditsnya yang tercantum dalam Musnad Imam
Ahmad no ; 15876 dan no ; 15887, juga dalam kitab Jami’ Turmudzi no ;
2376. Abu ‘Isa berkata tentang hadits ini, “Hadits ini Hasan Shohih”.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar dari Rasulullah, akan tetapi
dalam sanadnya terdapat cacat.
Telah kita ketahui bahwa harta mempunyai daya hancur yang hebat bagi
agama seseorang, karena ketika orang tersebut mulai dijangkiti rasa
cinta terhadap harta dan dunia, maka ia akan selalu menuruti syahwat dan
nafsunya untuk selalu berfoya-foya. Dan apabila syahwat ini telah
menguasai hatinya, iapun akan malas dalam mencari harta yang halal dan
dia akan memburu harta dengan jalan yang penuh syubhat, sehingga ia
terlena dari dzikir kepada Allah.
Cukuplah bagi kita sebuah pelajaran yang diambil dari kisah Qorun,
seorang alim yang hafal kitab taurat, tetapi ia hancur dan diadzab di
dunia bersama harta yang selalu ia kumpul-kumpulkan. Dia diadzab karena
satu hal yaitu ia lalai dari dzikir kepada Allah.
Adapun kecintaan kepada pangkat dan kedudukan lebih berbahaya
daripada cinta kepada harta. Karena seseorang akan dengan mudah
mengeluarkan hartanya untuk sebuah pangkat, akan tetapi kebalikannya
orang tidak akan mengorbankan pangkat dan kedudukannya demi harta.
Siapa saja yang dalam hatinya terdapat rasa cinta kepada pangkat,
maka perhatiaanya terhadap urusan orang lain akan menyusut, hatinya
dipenuhi kesangsian terhadap mereka, semua amalan dan perbuatannya hanya
ditujukan untuk mendapat simpati dari mereka, yang itu semua adalah
kemunafikan dan kesyirikan yang sangat berbahaya bagi agamanya.
Jadi kecintaan terhadap harta dan kedudukan termasuk hal-hal merusak
yang harus segera diobati dengan ilmu dan amal. Mengobati dengan ilmu
adalah hendaknya dia mengetahui sebab-sebab kecintaannya terhadap dunia,
sehingga dia bisa menghapus sebab-sebab itu dari dalam hatinya. Adapun
mengobati dengan amal adalah dengan memandang rendah semua pangkat dan
kedudukan, dan dengan mengerjakan amalan-amalan yang lebih bermanfaat
baginya.
Akhirnya, marilah kita merenungi perkataan Ibnu Mas’ud, “Barangsiapa
yang menginginkan akhirat, ia akan korbankan dunianya. Dan barangsiapa
menginginkan dunia ia akan mengorbankan akhiratnya. Wahai kaumku !
korbankanlah dunia yang fana ini untuk meraih akhirat yang abadi.
p/s : sama2 renungkan...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan